Indonesia American Lawyers Association Meminta KPU RI Menjaga Netralitas dari Dampak Faksi External

Indonesia American Lawyers Association Meminta KPU RI Menjaga Netralitas dari Dampak Faksi External. Indonesia American Lawyers Association (IALA) bertandang ke Kantor Komisi Pemilu Republik Indonesia atau KPU RI di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2024).

Bhirawa Jaya sebagai wakil Indonesia American Lawyers Association di Jakarta menjelaskan, kehadirannya akan memberikan surat yang didalamnya mengingati KPU berkenaan jumlahnya kekuatan manipulasi Pemilu sama seperti yang sekarang mulai berasa di Amerika mendekati Pemilu November kedepan.

“KPU-KPU yang berada di negara sisi di Amerika Serikat memiiki rintangan yang masih sama saat jaga integritas dan amanah dan keyakinan warga, di mana terjadi beragam jenis rumor manipulasi,” kata Bhirawa saat temu jurnalis di KPU RI Jakarta, Jumat (19/1/2024).

Bhirawa menulis, KPU Amerika Serikat sekarang mendapatkan dampak external yang bisa mengusik independensi dan netralitas. Hingga hal tersebut berpengaruh pada keyakinan public pada tubuh pelaksana Pemilu Amerika Serikat.

Ia tidak mau, beberapa hal negatif yang di Amerika terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, IALA minta KPU bisa memperhitungkannya secara berkaca sama seperti yang terjadi di Amerika.

“Kita tidak mau hal tersebut terjadi di Indonesia karena di sini kita mempunyai loyalitas untuk jaga menjaga proses demokrasi yang berjalan di Indonesia,” terang ia.

Bhirawa meneruskan, IALA mengharap KPU bisa jaga menjaga proses demokrasi yang berjalan di Indonesia secara adil dan jujur.

Indonesia American Lawyers Association Meminta KPU RI Menjaga Netralitas dari Dampak Faksi External

Indonesia American Lawyers Association Meminta KPU RI Menjaga Netralitas dari Dampak Faksi External

Dalam pada itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari ajak semua umat berbagai ragama di Indonesia untuk bersama menahan kekuatan kekerasan verbal menjelang pemilihan umum (Pemilu).

“Penting MUI dan majelis tinggi agama di Indonesia sampaikan beberapa pesan perdamaian untuk jaga persaudaraan keagamaan. Berkebangsaan, dan kemanusiaan,” tutur Hasyim dalam Silaturahim Nasional Majelis Agama di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Hasyim menjelaskan kekerasan secara fisik memang tidak ada pada acara pesta demokrasi lima tahunan. Tetapi kekerasan berbentuk verbal sering banyak muncul khususnya di sosial media.

Kekerasan verbal yang ada, katanya, berbentuk penebaran informasi berbohong (hoax) dan penebaran fitnah.

“Walau sebenarnya kita sebagai umat berbagai ragama cukup pahami, intinya orang Islam. Seperti disebut dalam Al Quran jika fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Pesan berikut yang perlu kita sebar untuk menggenggam tegar beberapa ciri kemanusiaan,” ucapnya.

Oleh karena itu, Hasyim minta warga tidak untuk memakai noda seorang. Atau pasangan calon tertentu sebagai instrument elektoral untuk mengantongi suara masyarakat.

“Karena itu selanjutnya ini jadi penting untuk sampaikan ceramah perdamaian mengenai kepemiluan. Untuk selalu jaga ukhuwah atau persaudaraan di tengah-tengah tahun politik,” kata Hasyim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *