6 Mitos Gunung Prau di Dataran Tinggi Dieng yang Menjadi Misteri

6 Mitos Gunung Prau di Dataran Tinggi Dieng yang Menjadi Misteri

6 Mitos Gunung Prau di Dataran Tinggi Dieng yang Menjadi Misteri Dengan ketinggian 2.565 meter di atas permukaan laut dan medan yang tidak terlalu sulit, Gunung Prau merupakan gunung yang ramah bagi pendaki pemula.

Gunung Prau disebut-sebut memiliki pemandangan matahari terbit terbaik. Di balik pesonanya, gunung ini konon menyimpan sederet mitos yang berkaitan dengan hal-hal mistis yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat setempat. Apa saja mitos-mitos yang ada di Gunung Prau di Dataran Tinggi Dieng ini?

6 Mitos Gunung Prau di Dataran Tinggi Dieng yang Menjadi Misteri

Mengutip tesis berjudul Konstruksi Nilai-Nilai Sosial Pendaki Gunung Melalui Mitos Pendakian (Studi Kasus: Gunung Prau) yang diterbitkan oleh UIN Jakarta, berikut ini mitos-mitos Gunung Prau di Dataran Tinggi Dieng:

1. Makam Kyai Jalak Ijo

Lokasinya yang berada di dalam hutan melambangkan lokasinya yang sakral. Makam tersebut dipercaya milik seseorang yang dikenal dengan nama Kyai Jalak Ijo.

Biasanya, banyak orang yang berziarah ke makam tersebut pada waktu tertentu seperti pada malam 1 Suro atau 1 Muharam. Konon, doa yang dipanjatkan di sana bisa dikabulkan, termasuk saat berdoa meminta rezeki, jodoh, dan laris manis.

2. Dewa Penguasa Gunung Prau

Menurut kepercayaan yang berasal dari zaman kerajaan Hindu yang berdiri di Dataran Tinggi Dieng, Gunung Prau adalah tempat tinggal dewa penguasa gunung. Dewa ini dianggap sebagai makhluk gaib suci yang melindungi Prau dari kerusakan.

Para dewa dipercaya turun dan menampakkan diri sebagai manusia saat ritual pemotongan rambut gimbal yang diadakan setahun sekali di kawasan Candi Arjuno.

3. Larangan Mendaki Bagi Wanita yang Sedang Haid

Ada juga mitos yang menyebutkan bahwa wanita yang sedang menstruasi dilarang mendaki Gunung Prau. Hal ini dikarenakan gunung setinggi 2.565 mdpl ini dipercaya sebagai tempat yang sakral, sedangkan wanita yang sedang haid dianggap “kotor” sehingga tidak diperkenankan untuk mendaki.

Pendaki yang melanggar mitos tersebut konon akan tertimpa musibah yang bahkan bisa mengancam nyawanya dan orang lain, seperti kecelakaan, tersesat, atau meninggal dunia.

4. Sandekala

Sandekala merupakan mitos yang umum di dunia pendakian, termasuk di Prau, di mana ada larangan mendaki saat azan Maghrib berkumandang atau pergantian hari. Waktu tersebut dipercaya memiliki sisi mistis.

Mereka yang mendaki sebelum atau saat pergantian hari kabarnya akan diganggu oleh roh-roh penunggu gunung. Jika mitos ini dilanggar, mereka yang melakukannya bisa mengalami hal-hal mistis seperti kesurupan atau kejadian-kejadian yang tidak masuk akal seperti berpindah ke alam gaib.

5. Penjelmaan Burung Jalak

Menurut kepercayaan masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Prau, para pendaki akan celaka jika mencoba menangkap atau mengganggu burung jalak yang terdapat di jalur pendakian.

Burung jalak yang ada di Prau konon merupakan jelmaan dari makhluk halus yang dianggap senang mencelakai dan membahayakan para pendaki.

Selain burung jalak, hewan-hewan seperti ular, monyet, kuda, kelabang, dan harimau juga disebut-sebut sebagai jelmaan dari makhluk astral yang ada di gunung tersebut.

6. Oyot Rimpang

Mitos lain yang terkenal di Gunung Prau adalah oyot rimpang. Konon, oyot rimpang merupakan pintu menuju alam gaib. Pintu ini berupa pohon tinggi yang tumbuh di padang bunga aster dan memiliki bentuk seperti kotak.

Lokasi oyot rimpang disinyalir dapat ditemukan di jalur pendakian Prau via Dwarawati setelah melewati puncak tertingginya. Setelah melewati menara di puncaknya, pendaki akan menemukan kawasan Telaga Wurung dengan tanaman tinggi, rerumputan dan bunga aster. Kabarnya, di situlah rimpang oyot berada.

Masyarakat percaya bahwa siapa pun yang melewati pohon kotak yang menyerupai pintu tersebut, baik secara sengaja maupun tidak, akan masuk ke dalam dunia gaib dan tidak akan bisa keluar dari sana.

Larangan di Gunung Prau

Terlepas dari mitos, ada baiknya Anda mengetahui berbagai larangan Gunung Prau sebelum traveler mendaki ke sana. Dilansir dari laman Visit Jawa Tengah, berikut ini beberapa larangan mendaki Gunung Prau:

Masuk tanpa izin
Membuang sampah sembarangan
Membuat api unggun
Tidak membawa sampah ke bawah
Menebang pohon
Bawa tisu basah ke puncak Gunung Prau
Membawa senjata tajam
Menyalakan kembang api
Membawa dan mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang
Melakukan pencurian
Membawa alat musik dan kotak musik
Melakukan perzinahan
Melakukan vandalisme
Kencing di dalam botol.

Nah, itulah sederet misteri Gunung Prau yang dipercaya oleh masyarakat setempat beserta larangan-larangan saat mendaki gunung ini. Jika Anda berkesempatan untuk mengunjungi Gunung Prap, semua aturan dan larangan tersebut harus ditaati tanpa terkecuali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *