Fakta Terbaru Kasus Kematian 6 Turis Vietnam di Hotel Thailand

Fakta Terbaru Kasus Kematian 6 Turis Vietnam di Hotel Thailand

Fakta Terbaru Kasus Kematian 6 Turis Vietnam di Hotel Thailand Insiden terbunuhnya enam turis asing di sebuah kamar hotel mewah di Bangkok sempat membuat gempar. Setelah kasus tersebut, Thailand memastikan bahwa negara tersebut aman namun para turis tetap harus waspada.

Enam warga negara asing (WNA) asal Vietnam dan Amerika Serikat (AS) ditemukan tewas di kamar hotel Grand Hyatt Erawan, Bangkok, Thailand.

Awalnya, diduga telah terjadi penembakan di hotel tersebut. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, polisi Thailand menemukan bahwa kasus tersebut merupakan pembunuhan dengan racun sianida.

Pelaku juga tewas bersama para korban setelah meminum teh yang mengandung sianida.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mendatangi hotel tempat terjadinya pembunuhan pada Selasa (16/7) malam untuk memastikan kasus ini diselesaikan. Ia juga yakin bahwa insiden tersebut tidak akan mempengaruhi industri pariwisata Thailand.

Fakta Terbaru Kasus Kematian 6 Turis Vietnam di Hotel Thailand

Setelah kejadian yang mengejutkan tersebut, Tourism Authority of Thailand (TAT) Kantor Jakarta juga menegaskan bahwa Thailand merupakan negara yang aman untuk dikunjungi wisatawan, terutama dari Indonesia.

“Untuk keamanan, Thailand relatif aman,” ujar Stephanie Valencia, Public Relations Officer TAT kepada detikTravel, Minggu (21/7/2024).

Satu per satu fakta mengenai pembunuhan sianida di hotel mewah Bangkok mulai terkuak. Sherine Chong, yang diduga kuat sebagai pembunuh, mengaku sebagai orang kaya.
Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (20/7/2024), salah satu dari enam korban yang tewas adalah Tran Dinh Phu (37). Dia adalah seorang make-up artist (MUA).

Menurut hasil penyelidikan, Chong merupakan klien khusus Phu. Le, ibu Phu, mengatakan bahwa anaknya memang sering bepergian ke Thailand. Phu dibayar sekitar USD 5.000 atau Rp 80 juta oleh Chong untuk setiap perjalanan.

“Chong mengaku sebagai istri seorang miliarder dari Dubai,” kata sang ibu.

Sebelumnya, polisi mengatakan bahwa jejak sianida ditemukan dalam cairan di teko dan enam cangkir di kamar hotel. Namun, teman dan keluarga Phu mengatakan bahwa dia tidak pernah minum teh atau kopi.

Le melihat foto TKP yang menunjukkan sebotol air di atas meja di kamar hotel.

“Dia tidak minum teh, kopi, atau bir… Ketika anak saya bepergian, dia sering membeli botol air dan membukanya sendiri untuk diminum. Tapi seseorang cukup jahat untuk menaruh racun di dalam botolnya,” katanya.

“Anak saya tidak melakukan apa pun yang menyebabkan kematiannya. Mereka mengatakan dia diracun. Tapi anak saya tidak melakukan apa-apa, jadi mengapa Chong meracuninya?” katanya.

Ya, Chong dicurigai sebagai pelaku karena dia berhutang 10 juta baht atau Rp 4,4 miliar kepada salah satu korban. Mereka tewas di kamar hotel Grand Hyatt Erawan Bangkok pada Selasa, 16 Juli lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *