Pakar UGM tidak menyarankan olahraga pagi saat puasa kenapa? Melakukan olahraga atau aktivitas fisik merupakan salah satu cara untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar. Lalu, saat berpuasa apakah olahraga tetap dianjurkan?
Pakar UGM tidak menyarankan olahraga pagi saat puasa kenapa?
Dosen Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM, Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D., menjelaskan bahwa olahraga saat puasa tetap bisa dilakukan, namun di waktu yang tepat seperti mendekati waktu berbuka atau setelah salat tarawih.
“Saat berpuasa, jika ingin berolahraga, idealnya mendekati waktu berbuka, 30 menit hingga 1 jam sebelum berbuka atau setelah tarawih,” jelasnya belum lama ini.
Berolahraga di pagi hari saat berpuasa kurang ideal dan cenderung berisiko
Sementara itu, ia tidak menganjurkan untuk berolahraga di pagi hari saat berpuasa. Menurutnya, berolahraga di pagi hari saat berpuasa kurang ideal dan cenderung berisiko bagi yang tidak terbiasa. Sebab, saat berolahraga penggunaan kalori lebih banyak yang akan membuat gula darah lebih cepat turun. Hal ini akan membuat tubuh menjadi lemas dan akan merasa lapar sepanjang hari. Kondisi ini akan berisiko tinggi, terutama bagi penderita diabetes karena bisa saja terkena serangan hipoglikemia yang membahayakan nyawa.
“Jadi, tidak ideal berolahraga di pagi hari saat berpuasa karena daya tahan tubuh lebih lemah karena tubuh jauh lebih lemah dari biasanya saat tidak berpuasa. Tubuh akan mencari sumber pembakaran alternatif, yang seharusnya glikogen bisa dibakar dalam 8 jam, tapi karena sudah terpakai saat berolahraga tadi dan tidak ada makanan yang masuk otomatis dia lebih cepat habis. Ya otomatis sisa hari itu jauh lebih berat untuk dilalui,” jelasnya.
Ahli Gizi UGM ini juga menekankan pentingnya mengatur waktu berolahraga saat berpuasa
Ahli Gizi UGM ini juga menekankan pentingnya mengatur waktu berolahraga saat berpuasa. Pasalnya, tubuh mengalami fase adaptasi ketika berolahraga saat berpuasa.
Hal ini karena merupakan fase awal tubuh mengalami defisit kalori yang cukup signifikan.
“Jadi, otomatis kondisinya akan berbeda di awal puasa. Setelah berangsur-angsur menyesuaikan diri, baru kita mulai meningkatkan intensitasnya di pertengahan,” katanya
